Sejarah Adaro
Sejarah Adaro dimulai dari guncangan minyak dunia
pada tahun 1970an. Hal ini menyebabkan Pemerintah Indonesia merevisi kebijakan
energinya, yang pada saat itu berfokus kepada minyak dan gas, untuk mengikut
sertakan batubara sebagai bahan bakar untuk penggunaan dalam negeri. Dengan
meningkatnya fokus terhadap batubara pada tahun 1976, Departemen Pertambangan
membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan membuka tender
untuk blok-blok tersebut.
Perusahaan Pemerintah Spanyol, Enadimsa, memasang tawaran untuk Blok 8 di
wilayah Tanjung, Kalimantan Selatan, karena batubara diketahui keberadaannya di
daerah tersebut dari singkapan yang telah dipetakan oleh ahli-ahli geologi
Belanda pada tahun 1930an dan dari perpotongan pada sumur minyak yang telah
dibor oleh Pertamina pada tahun 1960an.
Tidak ada perusahaan lain yang memasang tawaran untuk blok tersebut, karena
pada waktu itu lokasi tersebut dianggap terlalu jauh di pedalaman dan memiliki
kualitas batubara yang rendah.
Mengapa ‘Adaro’?
Nama ‘Adaro’ dipilih
oleh perusahaan Enadimsa dalam rangka menghormati keluarga Adaro, yang sangat
terkenal dalam sejarah Spanyol, yang berperan besar dalam kegiatan penambangan
di Spanyol selama beberapa abad. Dengan demikian lahirlah PT Adaro Indonesia.
Perjanjian Kerjasama Batubara Adaro Indonesia
(CCA) ditandatangani pada tanggal 2 November 1982. Enadimsa melaksanakan
kegiatan eksplorasi di area perjanjian dari tahun 1983 hingga 1989, ketika
konsorsium yang terdiri dari perusahaan Australia dan Indonesia membeli 80%
kepemilikan Adaro Indonesia dari Enadimsa.
Penambangan perdana
Konstruksi jalan angkutan batubara dimulai pada
bulan September 1990 dan menghabiskan waktu sekitar satu tahun yang disebabkan
oleh kesulitan dalam peletakan jalan sepanjang 27 km diatas rawa-rawa di sisi
Sungai Barito. Konstruksi sistem penghancuran, stockpiling dan pemuatan
tongkang sebesar 2 juta tonne per tahun di Sungai Kelanis dimulai pada bulan
Maret 1991.
Penggantian Nama Perusahaan
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2022, para pemegang saham
menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang
sebelumnya merupakan PT Adaro Energy Tbk. Perubahan ini menandakan status
perusahaan sebagai perusahaan nasional dan menunjukkan komitmen PT Adaro Energy
Indonesia Tbk untuk berkontribusi lebih jauh ke Indonesia.
VISI & MISI
Visi
Menjadi grub perusahaan tambang dan energi
Indonesia yang terkemuka.
Misi
Adaro bergerak di bidang pertambangan dan
energi untuk:
- ØMemuaskan kebutuhan pelanggan
- Ø Mengembangkan karyawan
- Ø Menjalin kemitraan dengan pemasok
- Ø Mendukung membangunan masyarakat
dan negara
- Ø Mengutamakan keselamatan dan
kelestarian lingkungan
- Ø Memaksimalkan nilai bagi pemegang
saham
STRUKTUR
ORGANISASI
INFRASTRUKTUR IT
Ø In-Pit Crusher-Conveyor (IPCC) system (sistem penghancur-konveyor dalam-pit)
Sistem ban
berjalan dan peremukan di dalam pit yang mengangkut batubara dari area operasi
tambang menuju stockpile atau material lapisan penutup ke area penimbunan
Ø Indicated Coal Resources (Sumberdaya Batubara Tertunjuk)
Bagian dari
deposito batubara dimana kualitas dan kuantitas dapat diestimasi dengan tingkat
kepastian yang wajar, sebagaimana di definisikan di dalam kode JORC. Indicated
Resources memiliki tingkat kepastian geologis yang lebih rendah daripada yang
diaplikasikan pada Measured Resources.
Ø Inferred Coal Resources (Sumberdaya Batubara Tereka)
Bagian dari
sumber daya mineral yang dimana kuantitas dan gradasi (atau kualitas) dapat
diestimasi dengan dasar bukti geologis dan sampling yang terbatas. Bukti
geologis sudah cukup untuk mengisyaratkan namun todak bisa untuk memverifikasi
kontinuitas geologis dan gradasi (atau kualitas). Berdasarkan eksplorasi,
sampling, dan testing informasi yang dikumpulkan melalui teknik-teknik yang
sesuai dari lokasi-lokasi seperti singkapan, puritan, lubang, lubang drill dan
working.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar